Fajar Yehuda
Judul artikel: “KEMATIAN ROHANIAH DAN JASMANIAH ADAM DAN KETURUNANNYA”
24-27 Desember 2010
Dalam Kejadian 1: 26-28, kita membaca bahwa pada hari keenam, Allah menciptakan manusia dan Dia berfiman kepada mereka untuk beranak cucu dan bertambah banyak (ayat 28). Dalam kitab Kejadian ada dua pemberitaan mengenai penciptaan. Dalam pemberitaan pertama (Kej 1: 1- 2: 4a), laki-laki dan perempuan diciptakan menurut gambar atau citra Allah, yang berarti bahwa manusia [“Adam” dalam bahasa Ibrani merupakan kata benda kolektif, yang berarti “umat manusia”] memiliki tanggung jawab di hadapan Allah. Laki-laki dan perempuan diciptakan bersama-sama (Kej 1:27) dan saling melengkapi. Dalam cerita kedua, (Kej. 2: 4b-25), sebutan kata “Adam” adalah nama diri dan ia dianggap sebagai kepala [yang pertama] dari segala ciptaan dengan cara menempatkannya pada urutan pertama. Perempuan diciptakan kemudian, karena laki-laki tidaklah lengkap tanpa dia.
Kita harus memahami bahwa Adam (manusia yang ditempatkan Allah di taman Eden) adalah nama diri dan dia berbeda dari manusia yang diciptakan Allah pada hari keenam. Allah menjadikan Adam (manusia taman Eden) sebagai pemimpin dari umat manusia pada zamannya serta segala makhluk hidup yang telah diciptakan Allah.
APAKAH HASRAT SEKSUAL BARU ADA SETELAH ADAM JATUH KE DALAM DOSA???
Pada hari keenam Allah menciptakan manusia dan berfirman kepada manusia untuk beranak cucu, sedangkan Kejadian 3 menyiratkan bahwa hasrat seksual baru terjadi setalah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, dengan kata lain, Adam dan Hawa tidak akan pernah memiliki keturunan apabila mereka tidak melanggar perintah Allah. Lalu yang menjadi pertanyaannya adalah apakah hasrat seksual adalah akibat dari dosa Adam dan Hawa???
Pada hari keenam (Kej. 1:26-28), Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan lalu berfirman kepada mereka untuk beranak cucu dan mengusahakan bumi. Kita dapat memahami bahwa seks adalah salah satu karunia dari Allah untuk manusia sebelum Adam (manusia taman Eden), seks diberikan oleh Allah kepada laki-laki dan perempuan dalam ikatan pernikahan sebab Allah menciptakan mereka berpasangan (Kej. 1: 27). Hal hal yang harus kita pahami juga adalah semua umat manusia berserta keturunannya yang diciptakan Allah pada Kej. 1: 26-28 telah mati akibat air bah pada zaman Nuh, kecuali keturunan Adam yang dilanjutkan oleh Nuh itu sendiri (Kej. 7). Perkawinan yang dikehendaki Allah pada mulanya adalah monogami bukannya poligami. Dalam Kejadian 2: 24, kita dapat menemukan prinsip pernikahan monogami ini. “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduannya menjadi satu daging.” (Kej. 2:24). Konsep pernikahan monogami pada awal penciptaan manusia sangatlah menjadi jelas apabila kita membandingkannya dengan konsep pernikahan poligami yang dinyatakan di Kejadian 6: 2: “Maka anak-anak Allah melihat bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik lalu mereka mengambil isteri dari dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka. Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa Allah tidak menghendaki konsep pernikahan poligami dalam Kejadian 6: 2 itu.
Anak-anak Allah yang dimaksudkan dalam ayat itu adalah keturunan Adam dan Hawa sedangkan anak-anak perempuan manusia adalah keturunan perempuan dari manusia yang diciptakan Allah sebelum Adam. Dari ayat ini kita dapat memahami bahwa keturunan Adam dan Hawa mengambil siapa saja perempuan untuk menkadi isterinya. kita dapat melihat jelas bahwa konsep pernikahan yang kacau itu bukanlah kehendak Allah tetapi itu merupakan akibat dari dosa. Poligami bukanlah konsep pernikahan yang Allah rancangkan dari mulanya. Poligami ataupun seks bebas adalah salah satu bentuk dari penyimpangan ketetapan Allah, dan semua terjadi oleh karena dosa.
Jadi, bagi manusia yang diciptakan oleh Allah pada hari keenam, hasrat seksual bukanlah akibat dari dosa tetapi adalah suatu karunia untuk beranak cucu dalam penikahan monogami, sedangkan bagi Adam yang merupakan pemimpin dari rasnya, hasrat seksual adalah kosekuensi dari dosa yang telah ia perbuat bersama dengan isterinya. Kesalahan Adam di taman Eden, menyebabkan ketetapan hukum yang berlaku di antara umat manusia sezamannya menjadi kacau dan identik dengan kejahatan. Adam ditetapkan oleh Allah untuk memiliki persekutuan rohani yang sangat dekat dengan Allah. Adam ditunjuk Allah sebagai wakil-Nya di bumi, oleh sebab itu untuk mengacaukan keteraturan kehidupan seluruh umat manusia, Iblis hanya cukup untuk menjatuhkan satu orang manusia saja, yaitu Adam, untuk menguasai umat manusia. Kejatuhan Adam berarti kejatuhan seluruh manusia.
MANUSIA DAN KEMULIAAN ALLAH
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.”(Roma 3: 23)
Adam dan Hawa telanjang dalam taman Eden tetapi mereka dilingkupi oleh kemuliaan Allah sehingga kulit mereka berdua bercahaya. Dalam Keluaran 33: 34-35, dinyatakan bahwa kulit muka musa bercahaya ketika ia berhadap-hadapan dengan TUHAN untuk berbicara sehingga ia harus menyelubungi mukanya apabila ia berbicara kepada bangsa Israel sampai ia masuk menghadap TUHAN untuk berbicara. Kemuliaan Allah menyelubungi ketelanjangan Adam dan Hawa, dengan kata lain mereka memiliki tubuh rohani dan tubuh jasmani yang dapat dilihat dari luar. Inilah yang disebut sebagai tubuh kemuliaan. Seluruh panca indera (khususnya mata) Adam dan Hawa diselubungi oleh kemuliaan Allah. Adam dapat berkomunikasi langsung dengan Allah berhadap-hadapan melalui tubuh rohaniahnya sedangkan ia dapat berinteraksi dengan dunia fisik disekitarnya melalui tubuh jasmaniahnya. Dalam mazmur 8: 5-6 dikatakan bahwa manusia adalah makhluk yang mulia dan terhormat. “apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.” (Maz. 8: 5-6).
Dalam Yohanes 4: 24, Yesus berkata bahwa Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. Tubuh roh Adam yang diselubungi kemuliaan Allah memampukannya berdiri di hadapan TUHAN tanpa rasa takut, bimbang ataupun ragu-ragu. Inilah yang dinamakan dengan PERSEKUTUAN. Adam mampu berhadapan muka dan berbicara dengan Allah tanpa rasa takut, bimbang ataupun malu, namun setelah ia (dan isterinya) berbuat dosa, respon pertama ketika ia merasa hadirat Allah adalah bersembunyi. Adam menjadi malu dan takut untuk berinteraksi dengan Allah. Allah adalah Roh dan setiap manusia harus menyembah-Nya melalui rohnya dan dalam kebenaran (Yoh. 4: 24). Sebelum jatuh kedalam dosa, Adam dapat merasakan tubuh roh dan jasmaninya yang diselubungi dengan kemuliaan Allah dan ia hidup dalam kebenaran sehingga kedekataannya dengan Allah adalah hal yang wajar. Kemuliaan Allah dan kehormatan dan kebenaran adalah bagian kehidupan Adam yang dirancang Allah untuk satu tujuan: PERSEKUTUAN.
KEMATIAN ROHANIAH ADAM
“Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati. (Kejadian 2: 17)
Allah mengatakan kepada Adam bahwa ia akan mengalami kematian pada hari dimana ia memakan buah pohon terlarang itu, namun kenyataannya adalah Adam masih hidup 930 tahun setelah peristiwa pelangggaran itu terjadi. Apakah Alkitab keliru atau Allah yang keliru? Untuk menjawab kesan kontradiksi ini kita harus memahami makna kata “kehidupan”.
Pasal pembuka pada kitab Kejadian mengungkapkan “kehidupan” pada dua tingkat yang berbeda: roh dan jiwa. Masing-masing dengan jelas diilustrasikan oleh kata Ibrani yang digunakan. Kata Ibrani untuk roh adalah ruach dimana huruf terakhir, chet, menggambarkan suatu hembusan terus menerus yang tidak bergantung pada sumber luar. Sebaliknya, kata Ibrani untuk jiwa adalah nefesh. Ini menggambarkan kehidupan yang harus menerima sebelum dapat memberi. Nefesh dimulai dengan tarikat nafas yang diikuti dengan hembusan nafas yang sudah dihirup.
Dari penjelasan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa kematian yang dimaksudkan Allah ketika ia makan buah pohon terlarang itu adalah kematian tubuh rohaniah. Kematian tubuh rohaniah Adam (beserta isterinya) menjadi sangat terlihat jelas dari keterpisahan mereka dari Allah. Yesus Kristus mengatakan bahwa Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran (Yohanes 4: 24), jadi tubuh jasmaniah manusia bukanlah sarana baginya untuk berinteraksi dengan Allah, sebab Allah adalah Roh sedangkan ketidakbenaran (dosa) tidak dapat membawa manusia untuk dapat bersekutu dengan Allah sebab Allah adalah kebenaran. Syarat mutlak bagi manusia untuk dapat menghampiri Allah dan berinteraksi dengan-Nya adalah tubuh roh dan kebenaran mutlak. Kehidupan roh Adam telah mati sehingga yang tersisa adalah kehidupan jiwa yang cenderung dipengaruhi oleh kedagingan (jasmaniah). Sekalipun Adam adalah tubuh, jiwa dan roh, namun dosanya itu telah membuat hubungan antara jiwa dan rohnya terputus. Jiwa Adam tidak dapat merasakan tubuh rohnya dan ia telah kehilangan kemuliaan Allah yang selalu menyelubunginya dalam kemuliaan.
Jadi, ketika Adam memakan buah terlarang itu, secara otomatis ia kehilangan kemuliaan Allah dan jiwanya tidak dapat merasakan tubuh rohaniahnya sehingga sifat kedagingan (jasmaniah) dan dosa yang cenderung menguasai jiwanya. Adam mungkin masih memiliki kesadaran penuh terhadap tubuh jasmaniahnya tetapi ia telah mati secara rohaniah. Dalam Ibrani 4: 12, kita membaca, “sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh,..” Allah hanya memberikan satu firman kepada Adam yaitu jangan memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat tetapi Adam melalui isterinya telah melanggarnya. Adam (oleh karena hasutan Iblis) menyalahgunakan kehendak bebasnya untuk memberontak kepada Allah dan hal ini menyebabkan firman itu menusuk amat dalam kedalam kehidupan jiwa (nefseh) dan roh (ruach) Adam sehingga firman Allah itu memisahkan jiwa dan roh Adam. Inilah kematian yang dimaksudkan oleh Allah, yaitu kematiah rohaniah.
Mengapa Adan dan Hawa di usir dari taman Eden? Hal itu dikarenakan bahwa mereka telah kehilangan kemuliaan Allah yang memampukan mereka untuk berinteraksi dengan Allah melalui tubuh rohaniahnya. Dan saat mereka tidak taat kepada firman Allah maka hal itu diperhitungkan sebagai suatu pemberontakan melawan Allah. Mereka telah kehilangan kemuliaan Allah dan ia kehilangan kedali atas tubuh rohaniahnya sehingga kehidupan jiwanya hanya dipengaruhi oleh kedagingan (tubuh jasmaniahnya). Ada tiga alasan pokok kenapa Allah mengusir Adam dan Hawa dari taman Eden:
1. Karena Adam secara tidak langsung menjadi budak Iblis dan dosa. Dalam Yohanes 8: 34, Yesus berkata “…sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.”
2. Karena Adam telah mengalami kematian rohaniah sehingga tidak mungkin baginya untuk berinteraksi dengan Allah melalui tubuh rohaninya.
3. Karena Adam tidak punya otoritas lagi untuk memelihara dan mengusahakan taman Eden oleh karena dosa yang diperbuatnya. Taman Eden adalah simbol otoritas ilahi yang diberikan khusus hanya kepada Adam diantara seluruh umat manusia yang telah diciptakan Allah di bumi. Adam tidak memiliki hak lagi untuk makan buah pohon kehidupan sebab ia sendiri telah menjadi pemberontak.
Kematian rohaniah Adam dan Hawa (berserta keturunannya nanti) semakin menjadi lebih jelas lagi dalam Kejadian 6: 3. Berfirman TUHAN: “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal didalam manusia, karena manusia itu adalah daging…” Manusia menjadi sepenuhnya makhluk jasmaniah maskipun masih memiliki roh tetapi pelanggaran Adam telah membuat dia dan keturunannya menjadi makluk daging.
KEMATIAN JASMANIAH ADAM
“Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.” (Kejadian 3: 8)
Saat Adam dan Hawa memakan buah pohon terlarang itu, tiba-tiba mata mereka terbuka dan mereka tahu bahwa mereka telanjang. Mengapa hal ini bisa terjadi? Saat mereka makan buah pohon terlarang itu maka secara otomatis firman Allah menusuk diri mereka sehingga memisahkan koneksi antara jiwa dan tubuh roh mereka. Sekalipun mereka masih memiliki roh dalam tubuh jasmaninya, mereka menjadi tidak dapat menguasai dan menyadari tubuh rohnya sebab firman Allah telah memisahkannya, ingat! Hanya memisahannya bukan menghilangkannya. Alkitab menyatakan bahwa firman Allah adalah pedang Roh (Efesus 6: 17) dan pedang Roh inilah yang mampu memisahkan jiwa dan roh manusia (Ibrani 4:12)
Jadi, seluruh panca indera Adam dan Hawa hanya dapat merasakan keberadaan tubuh jasmaniah mereka saja. Mereka hanya bisa melihat kedagingan (aspek kedagingan) dan dunia fisik disekitarnya. Kemuliaan Allah sudah tidak lagi menyelubungi mereka dan firman Allah telah memisahkan jiwa dan roh mereka dan kesimpulan akhirnya adalah mereka menjadi manusia yang terputus dari persekutuan ilahi dengan Allah. Mereka menjadi makhluk yang terhilang dan mereka menjadi makhluk daging ( Kej. 6: 3). Iblis telah merampas dengan halus kemuliaan Allah dan kehormatan yang telah dikaruniakan Allah kepada mereka. Bahkan Yesus Kristus mengatakan bahwa Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran. (Yoh. 8: 44)
Setelah jiwa Adam kehilangan kendali atas tubuh rohnya akhirnya suatu saat jiwanya harus juga kehilangan kendali atas tubuh jasmaninya, inilah yang disebut sebagai kematian fisik. Allah berfirman kepada Adam, “…dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” (Kej. 3: 19).
Kematian fisik Adam terjadi karena ia diusir dari taman Eden dimana ada pohon kehidupan yang dapat memberikan kehidupan abadi kepada Adam dan Hawa, oleh sebab itu Allah mengusir mereka dari taman Eden agar mereka tidak makan buah dari pohon kehidupan itu (Kej. 3: 22-24). Ini adalah hukumnya: Dosa tidak dapat disandingkan dengan keabadian sebab dosa identik dengan kematian. Dosa telah mendatangkan penghukuman dan penghukuman itu meliputi tubuh, roh dan jiwa Adam dan semua keturunannya sampai hari ini.
Dalam Yoh. 6: 63, Tuhan Yesus berkata “Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup”. Yesus berkata bahwa daging sama sekali tidak berguna, kehidupan (ruach dan nefesh) hanya diberikan oleh roh yang dikaruniakan TUHAN di dalam diri manusia.
Manusia, sejak Adam jatuh ke dalam dosa telah menjadi daging yang suatu saat akan menjadi tua dan lama-kelamaan akan kembali menjadi debu. Kematian fisik tidak dapat dihindari semua manusia sebab kuasa maut adalah keturunan Iblis yang memperbudak umat manusia. Dalam kitab Pengkotbah 8: 8, raja Salomo berkata. “tiada seorang pun berkuasa atas hari kematian.” Namun hanya Yesus Kristuslah yang mampu berkata, “Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.”(Yohanes 10: 17-18) Wow.. sungguh sangat dahsyat! Yesus berkuasa atas kematian!
Sengat maut adalah dosa (I Kor. 15: 56), hal ini berarti bahwa setiap orang yang melakukan dosa, menolak kasih karunia Allah dan hidup tanpa pertobatan akan pergi ke dalam kerajaan maut. Setelah manusia berdosa itu mati, roh dan jiwanya akan tinggal di dalam kerajaan maut. Setiap orang yang berbuat dosa akan tinggal di dalam maut, itulah kosekuensi dari akhir hidup seluruh umat manusia sejak Adam jatuh kedalam tipu muslihat Iblis sehingga maut berkuasa atas mereka semua. Roh dan jiwa manusia yang tinggal di Firdaus (tempat berkumpul sementara sebelum masuk ke dalam kerajaan Surga) adalah orang-orang yang menerima kasih setia TUHAN dan hidup dalam pertobatan selama hidupnya yang sementara di dunia. Setelah masa penghakiman, mereka akan masuk ke dalam kerajaan surga sedangkan orang-orang yang selama hidupnya menolak kasih TUHAN dan tetap hidup dalam pemberontakan akan masuk ke dalam lautan api abadi bersama-sama dengan maut dan juga kerajaan maut, itulah kematian yang kedua (Wahyu 20: 12-15; Matius 25: 31-46)
Alkitab menyatakan bahwa setelah jasad manusia mati dan mejadi debu maka rohnya akan kembali kepada Allah yang mengaruniakannya (Pengkotbah 12: 7). Ini adalah kabar baik bagi orang-orang yang selama hidupnya menerima kasih karunia Allah dan selalu hidup dalam pertobatan yang menghasilkan perbuatan baik untuk memuliakan Allah. Setelah mati, orang-orang yang hidupnya berkenan kepada Allah akan dikumpulkan ke dalam Firdaus (Luk. 23: 43), namun orang-orang yang tetap melakukan kejahatan dan menolak kasih karunia Allah akan tinggal di dalam kerajaan maut sebelum hari penghakiman Allah Yang maha kuasa kemudian maut dan kerajaan maut akan dilempar ke dalam lautan api. Tempat terakhir bagi Iblis serta malaikat-malaikatnya dan juga orang-orang yang selama hidupnya di bumi menetang kasih karunia Allah di dalam nama Yesus Kristus. Jangan kita menyangka bahwa orang-orang yang selama hidupnya jahat dan menolak kasih Allah, rohnya akan kembali kepada Allah. Mengenai orang-orang ini, Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa orang-orang penakut, orang-orang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang, inilah kematian yang kedua. (Wahyu 21: 8)
Bukan agama dan segala ritual-ritualnya ataupun segala kebaikan yang kita lakukan maka kita dapat dibebaskan dari kematian kedua, tetapi setiap orang dapat diselamatkan melalui iman kepada Allah di dalam nama Yesus Kristus. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”(Yoh. 3: 16)
PERZINAHAN ROHANIAH
Kita menyadari bahwa Iblis sangat bersemangat untuk menyesatkan manusia. Manusia tidak menyadari akan keberadaan tubuh rohnya oleh karena pelanggaran yang dilakukan Adam di taman Eden. Kita tidak bisa merasakan tubuh roh kita seperti halnya tubuh jasmani kita. Allah menghendaki agar kita menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran bukannya melalui praktik-praktik ritual keagamaan belaka yang hanya terkesan religius. Namun ironisnya banyak orang yang masuk kedalam perangkap Iblis. Mereka menyalahgunakan tubuh roh mereka untuk berinteraksi dengan roh-roh jahat yang menyamar.
Banyak orang yang terlibat dalam okultisme dan segala macam bentuk praktik ritual satanis yang menawarkan suatu kelebihan. Iblis ingin agar manusia tersesat dalam menggunakan tubuh rohaniahnya. Iblis ingin agar tubuh roh manusia di gunakan untuk berkomunikasi dengan jin-jin, roh-roh jahat berkedok roh nenek moyang dan sanak keluarga, roh-roh peramal dan segala roh-roh jahat yang mengatakan bisa memberikan perlindungan dan kemakmuran. Intinya adalah Iblis ingin agar manusia tersesat secara tubuh, jiwa dan roh.
Jangan kita menyangka bahwa istilah “zinah” hanya berlaku untuk pelanggaran terhadap hukum pernikahan yang kudus antara suami isteri, namun Alkitab dengan jelas juga menyatakan bahwa menyembah berhala (dewa-dewa kafir dan segala praktik ritualnya) adalah suatu zinah. Perzinahan yang dimaksud adalah perzinahan secara roh. Kitab Hosea menggambarkan dengan jelas bagaimana kerajaan Israel dan Yehuda telah meninggalkan YHVH Allah dengan menyembah berhala bangsa-bangsa kafir yang hanya terbuat dari kayu dan batu (Hosea 3: 9) dan menajiskan diri mereka dengan mengikuti para Baal (Hosea 2: 23). Allah menggambarkan keadaan kerajaan Israel dan Yehuda yang telah murtad itu dengan memakai istilah-istilah aktivitas penyimpangan seksual (zinah). Iblis ingin agar manusia menggunakan tubuh roh nya yang tidak terlihat untuk berhubungan dengan segala kuasa roh-roh jahat yang disebut sebagai berhala.
“Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan yang sama dengan penyembahan berhala. (Kolose 3: 5)
Pelacuran adalah agama kesuburan bangsa Kanaan yang coba di tekan oleh orang-orang Israel yang menyembah YHVH Allah. Dalam kuil-kuil Baal terdapat orang yang yang disebut pelacur bakti dan semburit bakti. Kegiatan seks bebas di dalam kuil-kuil berhala adalah suatu ritual agama Kanaan yang dibenci oleh Allah. Iblis dapat mengikat lalu mencemarkan tubuh roh dan tubuh jasmani manusia melalui ritual-ritual sesat seperti seks bebas dan homoseksual, okultisme dan mammon (cinta uang). Hal ini berarti bahwa orang-orang yang melakukan seks bebas serta penyimpagan seksual lainnya, okultisme dan mammon dan segala nafsu jahat secara otomatis mereka telah menyembah berhala yang menjadi media untuk Iblis dapat mengikat dan mencemarkan tubuh roh dan jasmani manusia. Perzinahan rohani dan jasmani adalah taktik Iblis untuk membawa manusia ke dalam kematian kedua di dalam api kekal. Apakah kita masih mengangggap remeh dosa dan menyukainya? Marilah kita hidup dalam pertobatan!
“Diantara anak-anak perempuan Israel janganlah ada pelacur bakti dan diantara anak lelaki Israel janganlah ada semburit bakti.” (Ulangan 23: 17)
Pintu gerbang perzinahan roh adalah gambar dan film porno dan segala macam praktik-praktik okultisme dan satansiame, mammon (cinta uang) dan segala nafsu jahat. Yesus Kristus berfirman “Mata adalah pelita tubuhmu, jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu.” (Lukas 11: 34). Yesus telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwa indera penglihatan kita menentukan keadaan hidup yang kita akan jalani.
Sungguh amat menarik, ketika Adam dan Hawa makan buah pohon terlarang itu, tiba-tiba mata mereka terbuka dan mereka menyadari kelelanjangan tubuh jasmaniah mereka (Kejadian 3: 7). Kalimat “maka terbukalah mata mereka berdua…” artinya Adam dan Hawa bukan melihat dari keadaannya yang buta secara jasmani tetapi kalimat itu menyatakan bahwa ada selubung ilahi yang lepas dari mereka. Selubung ilahi inilah yang disebut dengan kemuliaan Allah. Kemuliaan Allah inilah yang juga menjadi bagian kemuliaan Adam dan Hawa. Selubung ilahi ini hilang oleh karena dosa yang telah mereka lakukan. Tubuh roh yang dipancarkan oleh kemuliaan Allah adalah kehormatan Adam dan Hawa. Namun, firman Allah yang tajam dan hidup itu telah dilanggar oleh Adam dan Hawa sehingga kosekuensinya adalah kematian. Kematian yang dimaksud adalah terpisahnya jiwa dan roh mereka. Jiwa mereka akhirnya tidak dapat bersatu dalam suatu kesadaran penuh dengan tubuh rohnya, sehingga hal ini mengakibatkan jiwa mereka hanya dapat memiliki kesadaran penuh terhadap tubuh jasmaninya yang adalah daging.
“apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.” (Maz. 8: 5-6).
Indera penglihatan jasmani (daging) dan rohani Adam dan Hawa yang dilingkupi oleh kemuliaan Allah berkerja dengan baik untuk memuliakan Allah, akan tetapi ketika mereka tidak taat pada firman dan melalukan dosa maka secara otomatis kemuliaan Allah dalam diri mereka hilang dan tubuh roh mereka mengalami keterpisahan dengan jiwa mereka. Akhir yang paling menyedihkan adalah manusia telah kehilangan PERSEKUTUAN dengan Allah Sang Pencipta. Bukan Allah yang telah meninggalkan manusia tetapi manusialah yang telah meninggalkan Allah dengan berbuat dosa.
“Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang panjang untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yesaya 59: 1-2)
Karena semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3: 23) maka semua orang berpotensi besar untuk masuk ke dalam kematian kedua di dalam api kekal (Wahyu 20: 12-15). Namun, ada satu orang yang tidak dapat dikuasai oleh maut dan kerajaan maut bahkan dosa! Dialah Yesus Kristus, dan setiap orang yang percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia dan melakukan apa yang diperintahkan-Nya akan memiliki kehidupan kekal di dalam kerajaan surga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar